Pengertian
pengangguran
Pengangguran
adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum
membutuhkan pekerjaan.
Menurut
Sadono Sukirno, ada 2 kelompok pengangguran yaitu :
1. Berdasarkan penyebabnya, pengangguran dibagi
menjadi empat kelompok
a. Pangangguran normal atau friksional
Apabila
dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari
jumlah tenaga kerja maka ekonomi itu sudah dipandang sebagai mencapai
kesempatan kerja penuh. Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut
dinamakan pengangguran normal atau pengangguran friksional. Para penganggur ini
tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi karena
sedang mencari kerja lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang
pesat, pengangguran adalah rendah dan pekerjaan mudah diperoleh. Sebaliknya
pengusaha susah memperoleh pekerja, Akibatnya pengusaha menawarkan gaji yang
lebih tinggi. Hal ini akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan
pekerjaanya yang lama dan mencari pekerjaan baru yang lebih tinggi gajinya atau
lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari kerja baru ini untuk
sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur. Mereka inilah
yang digolongkan sebagai pengangguran normal. Contoh : perpindahan pekerjaan
dari sektor pertanian ke sektor industri, selama perpindahan itu mereka
menganggur.
b. Pengangguran siklikal
Perekonomian
tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaan agregat lebih
tinggi, dan ini mendorong pengusaha menaikkan produksi. Lebih banyak pekerja
baru digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya
permintaan agregat menurun dengan banyaknya. Misalnya, di negara-negara produsen
bahan mentah pertanian, penurunan ini mungkin disebabkan kemerosotan
harga-harga komoditas. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada
perusahaanperusahaan lain yang berhubungan, yang juga akan mengalami
kemerosotan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan permintaan
agregat ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup
perusahaanya, sehingga pengangguran akan bertambah. Pengangguran dengan wujud
tersebut dinamakan pengangguran siklikal.
Contohnya suatu pabrik apabila sedang maju
membutuhkan banyak karyawan sehingga mereka mengrekrut banyak karyawan tetapi
apabila ia bangkrut maka ia akan memberhentikan (PHK) para karyawan tersebut.
c. Pengangguran struktural
Tidak
semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang maju,
sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah
satu atau beberapa faktor berikut: wujudnya barang baru yang lebih baik,
kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut, biaya
pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi
industri itu sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari
negaranegara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam
industri tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan
menjadi penganggur. Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai pengangguran
struktural. Dinamakan demikian karena disebabkan oleh perubahan struktur
kegiatan ekonomi.
contohnya seorang petani menganggur karena daerah persawahannya sudah digusur
dan berubah menjadi perumahan
d. Pengangguran teknologi
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh
mesin-mesin dan bahan kimia. Racun lalang dan rumput, misalnya, telah
mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan
lahan pertanian lain. Begitu juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja
untuk membuat lubang, memotong rumput , membersihkan kawasan, dan memungut
hasil. Sedangkan di pabrik-pabrik, ada kalanya robot telah menggantikan
kerja-kerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan
kemajuan teknologi lainnya dinamakan pengangguran teknologi.
Contohnya sebelum adanya penggilingan padi
ada orang yang bekerja sebagai penumbuk pagi, namun setelah adanya penggilingan
padi tidak ada lagi yang bekerja sebagai penumbuk padi karena sudah tergantikan
oleh penggilingan padi.
2. Berdasarkan cirinya pengangguran dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu
a. Pengangguran terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang
lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam
perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh
pekerjaan. Efek dari keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang
mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan
separuh waktu, dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka. Pengangguran
terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari
kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat
dari kemunduran perkembangan sesuatu industri.
Contohnya
orang yang belum mendapatkan pekerjaan meskipun sudah sarjana karena mencari
pekerjaan yang sesuai di bidangnya.
b. Pengangguran tersembunyi
Pengangguran
ini terutama wujud di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan ekonomi
memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung pada
banyak faktor, faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar kecilnya
perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan (apakah intensif
buruh atau intensif modal) dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak negara
berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan
ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat
menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan
digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh-contohnya ialah pelayan
restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan
anggota keluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.
c. Pengangguran Bermusim
Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada
musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka
dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula para petani tidak dapat
mengerjakan tanahnya. Di samping itu pada umumnya para petani tidak begitu
aktif di antara waktu sesudah menanam dan sesudah menuai. Apabila dalam masa
tersebut para penyadap karet, nelayan dan petani tidak melakukan pekerjaan lain
maka mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini digolongkan sebagai
pengangguran musiman.
Contoh
lainnya banyaknya penjual hewan qurban di sepanjang jalan menjelang hari raya
idul adha, setelah hari raya tersebut usai penjual hewan qurban tersebut tidak
lagi berjualan hewan qurban.
d. Setengah Menganggur
Pada
negara-negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari desa ke kota adalah
sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota dapat
memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya terpaksa menjadi penganggur
sepenuh waktu. Di samping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula
bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang
normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu
hingga empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang
dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur (underemployed). Dan
jenis penganggurannya dinamakan underemployment.
Contohnya seorang buruh bangunan bekerja saat ada panggilan pekerjaan pada
suatu proyek namun apabila proyek tersebut sudah selesai maka ia menganggur
sambil menunggu panggilan pekerjaan lainnya.
Sumber
Sukirno, S. 2013. Makroekonomi
Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.